spot_img

Bakteri Kebal Obat Semakin Mengkhawatirkan, Ini Langkah WHO

Infeksi bakteri biasanya diobati dengan antibiotik. Namun, bakteri lama-lama bisa beradaptasi dengan obat-obatan dan menjadi makin sulit untuk dibunuh. Ini yang disebut dengan resistensi bakteri terhadap antibiotik.

Dewasa ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melihat bahwa bakteri yang kebal terhadap obat antibiotik atau antimikroba semakin berkembang akibat meluasnya penyalahgunaan antibiotik. menjadikan hal ini sebagai salah satu risiko kesehatan paling mendesak di dunia. Sekaligus memperlihatkan fakta kurang sedap, yaitu bahwa satu abad kemajuan medis akan gagal jika tidak ada tindakan untuk melawan peningkatan kekebalan dengan menggunakan antibiotik yang lebih aman dan manjur.

Untuk itu, WHO secara resmi telah meluncurkan alat baru untuk menghambat pertumbuhan antimikroba atau bakteri kebal antibiotik. Kampanye globalnya bertujuan untuk membuat keputusan dan pembuat kebijakan sadar akan penggunaan antibiotik yang tepat dan manjur untuk infeksi tertentu.

Alat yang dikembangkan ini didasarkan pada Daftar Obat Pokok WHO. Daftar tersebut menetapkan antibiotik mana yang akan digunakan untuk infeksi yang paling umum dan serius yang harus tersedia setiap saat dalam sistem perawatan kesehatan.

Asisten Direktur Jenderal WHO untuk akses obat-obatan, Mariangela Simao mengatakan, pneumonia membunuh banyak anak di negara berkembang, karena mereka tidak mendapatkan pengobatan yang tepat.

“Lebih dari satu juta kematian di negara-negara berkembang disebabkan penyakit akibat bakteri yang dapat diobati, yang dalam banyak kasus dikaitkan dengan kurangnya akses ke antibiotik, atau kesalahan menulis resep dan diagnosa. Jadi, dengan meluncurkan alat ini, WHO bertujuan mengurangi kesenjangan antara kelebihan penggunaan antibiotik dan aksesnya,” ungkap Simao seperti dilansir oleh VOA Indonesia.

Sementara itu Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Perlawanan Antimikroba, Hanan Balkhy, mengatakan Daftar Obat Pokok juga menunjukkan antibiotik yang harus digunakan dengan hemat dan sebagai upaya terakhir.

“Kami berharap bahwa daftar itu akan menjadi referensi yang sah untuk penyedia layanan kesehatan yang ingin memahami cara-cara yang lebih baik dalam menulis resep antibiotik. Dan dengan mengikuti pedoman itu sebenarnya akan membantu mereka dalam sistem bagaimana mereka akan membuat resep antibiotik, dan memilikinya berdasarkan sumber daya yang sah, yaitu WHO,” ujarnya.

Ia menambahkan, pedoman baru akan membantu pembuat resep dan petugas kesehatan memilih antibiotik yang tepat untuk infeksi yang tepat, sehingga melindungi antibiotik yang terancam tidak manjur.

Related Articles

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Media Sosial

10,000FansLike
13,700FollowersFollow
BERLANGGANAN NEWSLETTER GRATIS
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Join over 3.000 visitors who are receiving our newsletter and learn how to optimize your blog for search engines, find free traffic, and monetize your website.
We hate spam. Your email address will not be sold or shared with anyone else.

Pilihan Redaksi

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x