Jaringan apotek resep asal Malaysia, Apotek Alpro dikabarkan telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan 21 universitas lokal yang dipimpin oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Muhammadiyah Aisyiyah (APTFMA) di Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada Sabtu, 29 Juni 2024 lalu.
Upacara penandatanganan MoU dihadiri oleh Apoteker Dr. Erindyah Retno W (Ph.D) selaku Ketua APTFMA & Dekan Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Apoteker Lee Yin Chen selaku Chief Executive Officer Apotek Alpro Indonesia, Bapak Hj. Yasser Arafat Bin Ishak selaku sebagai CEO IKOP Pharma, serta perwakilan dari masing-masing universitas.
Apoteker Dr. Erindyah Retno W (Ph.D) selaku Ketua APTFMA, menyatakan bahwa MoU ini merupakan tonggak penting dalam upaya pihaknya untuk meningkatkan pendidikan farmasi di Indonesia.
“Dengan berkolaborasi dengan Apotek Alpro dan universitas-universitas yang berpartisipasi, kami dapat menawarkan kepada mahasiswa kami pengalaman industri internasional yang berharga, serta peluang untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka, baik secara akademis maupun professional,” ungkap Erindyah Retno.
Sementara itu, Chief Executive Officer Apotek Alpro Indonesia, Apoteker Lee Yin Chen menjelaskan bahwa pihaknya berterima kasih kepada APTMA dan universitas-universitas atas kesempatan kolaborasi ini.
“Di Malaysia, kami telah bekerja sama dengan 20 universitas lokal untuk menyediakan beasiswa dan pelatihan Apoteker Terdaftar Sementara (PRP), kami berharap dapat berbagi pengalaman kami untuk membina dan mempersiapkan generasi apoteker berikutnya di Indonesia,” ungkap Lee Yin Chen.
Lebih lanjut, Lee menyatakan bahwa Apotek Alpro telah bekerja sama dengan jaringan apotek lokal terkemuka untuk mengelola lebih dari 200 gerai apotek mereka di Indonesia. Langkah strategis ini akan membantu Apotek Alpro membawa keahlian dan standar perawatan farmasi yang tinggi kepada khalayak yang lebih luas, sehingga berkontribusi lebih lanjut pada peningkatan layanan kesehatan di negara ini.
“Kami melayani lebih dari 2 juta keluarga di Malaysia dengan menyediakan obat-obatan asli, memperjuangkan keamanan obat melalui layanan profesional kami. Visi kami adalah menciptakan dunia yang sehat dan bersemangat. Melalui kolaborasi dengan akademisi dan pemimpin industri, kami berharap dapat menghadirkan obat-obatan berkualitas tinggi dengan perawatan farmasi yang profesional dan personal untuk semua orang,” tambah Lee.
Untuk diketahui, menurut data dari database Komite Farmasi Nasional pada 2019, menunjukkan bahwa Indonesia hanya memiliki 2,85 apoteker per 10.000 penduduk, jauh lebih rendah dari rata-rata aritmatika global sebesar 7,36 apoteker per 10.000 penduduk pada 2016. Meskipun jumlah lulusan farmasi meningkat setiap tahun, kepadatan apoteker di Indonesia tetap sangat rendah. MoU ini bertujuan untuk mengatasi kesenjangan ini dengan meningkatkan pendidikan farmasi dan memberikan lebih banyak peluang lapangan bagi lulusan farmasi di Indonesia.