spot_img

Alat Kesehatan Produksi Dalam Negeri Diekspor Ke Luar Negeri

Industri alat kesehatan produksi dalam negeri Indonesia terus menggeliat. Seiring dengan target pemerintah untuk mencapai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) 40% di tahun 2020 yang kini menjadi 50% nanti pada 2023. Di dalam industri ini, sudah banyak produsen alat kesehatan (Alkes) Indonesia yang mampu melakukan ekspor.

Menurut RD. Kartono Dwidjosewojo, Ketua GAKESLAB Indonesia Prov DKI Jakarta, Indonesia sudah mampu memproduksi berbagai alat kesehatan yang berkualitas dan bermanfaat. Dia mencontohkan beberapa alat kesehatan yang dibuat di dalam negeri. Seperti IC Ventilator, high frequency nasal cannula, dan mesin anestesi.

“Ketika pandemi COVID-19 membuat kami termotivasi untuk mengembangkan alat kesehatan yang sebelumnya kita impor dari luar negeri. Sekarang, kita sudah bisa memenuhi kebutuhan rumah sakit dan masyarakat dengan produk lokal yang mencapai 35 persen dari total impor,” katanya saat menghadiri acara Peresmian Kantor Sekretariat GAKESLAB Indonesia Prov DKI Jakarta, di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

TKDN 40% dari Alat Kesehatan Produksi Dalam Negeri

Dilansir dari Viva.co.id (07/05/2023), Kartono target 40 persen untuk TKDN alat kesehatan sudah terpenuhi, bahkan ada yang melebihi hingga 70 persen. Namun, dia mengakui bahwa masih ada alat kesehatan yang sulit diproduksi di Indonesia, seperti MRI dan alat canggih lainnya.

“Alat kesehatan itu seperti piramida, yang paling atas itu tidak bisa kita produksi karena permintaannya tidak banyak. Tapi yang paling bawah itu, yang paling banyak dibutuhkan oleh rumah sakit dan masyarakat. Contohnya kursi roda, tempat tidur, kita sudah bisa produksi sendiri. Bahkan, kita sudah mulai mengekspor alat kesehatan itu ke luar negeri,” ujarnya.

Sementara itu Kartono juga tidak menampik masih adanya tantangan dalam alat kesehatan produksi dalam negeri. Paling terasa adalah terkait dengan bahan baku yang tidak semuanya ada di Indonesia.

“Misalnya peralatan bedah yang membutuhkan bahan terbuat dari stainless steel. Kami berharap akan ada Morowali yang memproduksi bahan stainless steel agar TKDN semakin tinggi,” kata Kartono.

Di sisi lain bahan baku besi sudah ada di Indonesia. Misalnya tempat tidur pasien yang mencapai TKDN 80% dan sudah diekspor. Wakil Ketua Gakeslab, Ary Gunawan Murtomo meyakini jika ke depan produksi alkes akan seperti farmasi dengan kandungan lokalnya.

“Saya percaya 3 sampai 4 tahun ke depan akan mirip farmasi. Saat ini farmasi sudah lokal semua, hanya saja perlu dilakukan clustering agar menghindari seperti produksi Amoxilin. Jangan sampai semuanya memproduksi barang yang sama hingga merusak harga di pasaran,” kata Ary.

 

Related Articles

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Media Sosial

10,000FansLike
13,700FollowersFollow
BERLANGGANAN NEWSLETTER GRATIS
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Join over 3.000 visitors who are receiving our newsletter and learn how to optimize your blog for search engines, find free traffic, and monetize your website.
We hate spam. Your email address will not be sold or shared with anyone else.

Pilihan Redaksi

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x