Seiring semakin majunya teknologi, termasuk di bidang kedokteran, dewasa ini sudah ada pengobatan penuaan saraf di otak (parkinson) yang canggih, yaitu otak pasien ditanam cip. Hal tersebut diungkapkan oleh Neurolog Dr. dr. Rocksy Fransisca V Situmeang Sp.S, dalam seminar tentang sclerosis multipel, pada tanggal 28 Mei 2024.
“Pemasangan cip tadi dengan operasi Deep Brain Stimulation (DBS), kami menstimulasi area-area otak untuk menormalkan lagi produksi dopamin, sehingga gejala-gejala yang dirasakan pasien parkinson menjadi lebih baik,” jelas Rocksy.
Rocky melanjutkan, cip yang dipasang sangat halus seperti rambut manusia. Cip itu mengalirkan listrik dengan voltase yang bisa diprogram, berapa ampere, berapa volt dan berapa kecepatan pulse yang dibutuhkan untuk menstimulasi produksi dopamin di area otak yang sebelumnya kurang produktif pada pasien parkinson. Dan pemrograman sudah diatur sebelum penanaman cip tersebut.
Cip tersebut diyakini dapat memperbaiki gejala pada pasien parkinson. Misalnya, jika pasien harus meminum obat sampai 10 butir supaya bisa berjalan, maka obatnya bisa dikurangi menjadi tiga butir.
Jika pasien sebelumnya mengalami tremor hebat, maka dengan operasi tersebut, tremor-nya berkurang. Ataupun pasien dengan gangguan gerak tubuh, maka dengan DBS dapat menjadi lebih aktif atau berkurang gangguannya, ujarnya. Pun, cip-nya tidak perlu dikeluarkan. Kecuali jika ada masalah seperti infeksi atau ada kabelnya yang putus.
Sementara itu, dokter spesialis saraf di RS Siloam Kebon Jeruk dr. Frandy Susatia, Sp.S, RVT mengatakan DBS dilakukan pada tahap awal saat seseorang menderita parkinson agar penyakit tersebut tidak bertambah parah.
Menurut dr. Frandy, ada tiga tujuan DBS antara lain mengurangi komplikasi motorik, mengurangi dosis obat yang dikonsumsi, dan mengatasi tremor.
Setiap pasien parkinson memiliki kebutuhan khusus, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter yang memiliki spesialisasi pengobatan parkinson untuk menentukan strategi pengobatan terbaik sesuai kondisi dan kebutuhan pasien