Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tengah mempersiapkan pembangunan Rumah Sakit Jantung dan Stroke sebagai bagian dari upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Saat ini, terdapat tiga lokasi alternatif yang sedang dipertimbangkan untuk pembangunan fasilitas kesehatan tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, menyebutkan bahwa tiga lokasi tersebut antara lain berada di sekitar Bandara Depati Amir, arah Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan kawasan GOR Sahabudin.
“Rencana ada tiga alternatif yakni di dekat Bandara Depati Amir, lalu arah tempat pembuangan akhir, dan di GOR Sahabudin. Kita masih menunggu arahan Gubernur, tapi kemungkinan di dekat GOR yang lebih layak,” kata dr. Andri, Rabu (6/8/2025).
Studi Kelayakan dan Perencanaan Awal
Untuk merealisasikan proyek tersebut, Pemerintah Provinsi telah mengajukan anggaran belanja untuk pelaksanaan studi kelayakan (Feasibility Study). Studi ini akan menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan lokasi, skala pembangunan, serta kebutuhan biaya.
“Kita akan mengupayakan anggaran dari pusat agar bisa membantu, untuk sementara masih dihitung. Seandainya hasil dari Feasibility Study ini layak, maka akan diteruskan dengan pembuatan master plan dan DED (Detail Engineering Design). Dari sini baru ketahuan kira-kira biayanya berapa,” jelasnya.
Upaya mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat juga menjadi langkah strategis untuk mempercepat proses pembangunan tanpa membebani sepenuhnya anggaran daerah.
Fasilitas Memadai untuk Layanan Jantung dan Stroke
dr. Andri menjelaskan bahwa rumah sakit yang akan dibangun ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas penanganan penyakit jantung dan stroke, dua penyakit yang masuk dalam kategori penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
“Jadi tipenya itu bukan A, B, atau C seperti klasifikasi lama. Sekarang ini klasifikasi rumah sakit berdasarkan akreditasi, yaitu dasar, madya, utama, dan paripurna. Kita targetkan minimal berada di tingkat madya,” ujarnya.
Dengan akreditasi tingkat madya, rumah sakit ini diharapkan mampu memberikan pelayanan spesialis yang optimal, terutama bagi masyarakat yang selama ini harus melakukan rujukan ke luar provinsi untuk mendapatkan layanan sejenis.
Mempercepat Akses dan Menekan Risiko
Pembangunan Rumah Sakit Jantung dan Stroke di Bangka Belitung juga dianggap strategis dari sisi geografis. Dengan lokasi yang tidak jauh dari Bandara Depati Amir, proses evakuasi medis akan lebih cepat apabila pasien harus dirujuk ke rumah sakit pusat di Jakarta atau kota besar lainnya.
“Rumah sakit ini akan dibuat dalam waktu dekat. Ini berdiri sendiri, bukan pengembangan dari rumah sakit yang sudah ada. Lokasinya tidak boleh jauh dari bandara. Kalau ada kasus emergency, artinya bisa langsung kita bawa ke Jakarta. Penanganan pertama adalah di rumah sakit kita. Selama ini dalam perjalanan ke rumah sakit rujukan, ada yang meninggal dunia karena terlambat penanganan,” kata Gubernur Bangka Belitung, Hidayat Arsani, dalam pernyataannya pada Selasa (29/7/2025).
Komitmen Pemerintah Provinsi di Sektor Kesehatan
Pembangunan rumah sakit ini merupakan bagian dari komitmen Pemprov Bangka Belitung dalam memperkuat sistem layanan kesehatan di daerah. Gubernur Hidayat Arsani menegaskan bahwa sektor kesehatan menjadi salah satu prioritas utama dalam masa kepemimpinannya.
“Provinsi Bangka Belitung diwajibkan punya Rumah Sakit Jantung dan Stroke, karena ini untuk keselamatan masyarakat Bangka Belitung,” tegasnya.
Rencana lokasi pembangunan rumah sakit ini mengerucut pada dua area utama, yakni kawasan GOR Sahabudin dan Komplek Kantor Gubernur Provinsi Bangka Belitung, dengan mempertimbangkan aksesibilitas, luas lahan, dan kedekatan dengan pusat pemerintahan serta bandara.
Mengurangi Ketergantungan pada Rumah Sakit di Luar Daerah
Salah satu tujuan utama pembangunan Rumah Sakit Jantung dan Stroke ini adalah untuk mengurangi beban biaya dan waktu yang selama ini harus ditanggung masyarakat saat harus berobat ke luar provinsi. Dengan adanya rumah sakit ini, pasien jantung dan stroke bisa mendapatkan penanganan cepat tanpa perlu dirujuk ke rumah sakit di luar daerah.
“Diharapkan kehadiran rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan terbaik, serta masyarakat tidak perlu lagi ke luar provinsi. Tentunya kehadiran rumah sakit ini penting karena mendekatkan akses kepada masyarakat, sehingga pelayanan lebih cepat dan bermutu,” pungkas dr. Andri.
Dengan adanya rencana pembangunan Rumah Sakit Jantung dan Stroke ini, Pemerintah Provinsi Bangka Belitung menunjukkan keseriusannya dalam menghadirkan layanan kesehatan yang berkualitas bagi warganya. Jika studi kelayakan dan perencanaan berjalan sesuai harapan, maka dalam waktu yang tidak terlalu lama, masyarakat di Bangka Belitung akan memiliki rumah sakit rujukan jantung dan stroke sendiri di daerah.



