Medtronic, beberapa waktu lalu telah meluncurkan produk asisten digital yang dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk penderita diabetes.
Sukses dengan capaian tersebut, produsen alat kesehatan (alkes) raksasa tersebut kembali memanfaatkan teknologi AI pada produk barunya yang digunakan untuk mendeteksi dan memeriksa pasien yang terkena stroke.
Guna merampungkan produknya ini, Medtronic menggandeng Viz.ai, sebuah startup asal San Francisco, Amerika Serikat yang memang fokus mengembangkan layanan kecerdasan buatan.
Dalam sebuah wawancara yang dilansir oleh situs medcitynews.com, Vice president of Neurovascular Medtronic, Stacey Pugh mengungkapkan bahwa software milik Viz.ai akan ditanamkan dalam sebuah CT Scan. Dimana secara cerdas, alat tersebut bisa dengan mudah menemukan oklusi yang terjadi pada pasien dan memberikan laporannya kepada dokter.
Oklusi sendiri merupakan kondisi medis di mana arteri yang memasok darah ke otak tersumbat.
Stacey Pugh mengklaim bahwa produk mereka ini bisa menghemat waktu pendeteksian hingga 52 menit dibanding cara konvensional yang ada sekarang. Sehingga, pasien lebih cepat bisa ditangani dan dokter bisa segera mengambil keputusan secara tepat. Bahkan, alat mereka tersebut mampu mendeteksi gejala-gejala stroke yang tidak bsia dideteksi dengan cara-cara konvensional
“Jadi ini bukan hanya masalah kecepatan mendeteksi saja, tapi juga tentang mendeteksi kasus (stroke) yang tidak bisa terdeteksi (jika menggunakan cara konvensional),” ucap Pugh.
Kemampuan lain dari sistem kecerdasan buatan besutan Viz.ai adalah fitur komunikasi. Aplikasi berbasis cloud yang juga telah mereka kembangkan, memungkinkan dokter untuk berkomunikasi dengan dokter atau tenaga medis lainnya. Bahkan mereka secara visual bisa melihat bersama-sama area hasil scan melalui aplikasi tersebut. Namun memang masih belum jelas, apakah sistem komunikasi ini berbasis teks (chat), audio, atau justru video audio ala telemedicine.
Selain itu juga masih belum ada tanggal resmi, kapan produk ini akan dirilis ke pasar. Namun Pugh memastikan bahwa nantinya teknologi ini dijual dengan dua jenis paket. Hanya softwarenya saja atau satu bundle dengan perangkat CT Scan besutan mereka.
Viz.ai sendiri didirikan pada tahun 2016 oleh dr. Chris Mansi, CEO sekaligus ahli bedah bersama dengan David Golan dan Manoj Ramchandran. Terakhir mereka berhasil mendapatkan pendanaan Seri A sebesar USD 21 juta dari sejumlah investor yang dipimpin oleh Kleiner Perkins Venture.