Telatnya pembayaran kompensasi oleh BPJS Kesehatan, sedikit banyak memiliki dampak kepada mitra-mitra mereka. Tak terkecual yang dialami oleh Kalbe Farma. Untuk mensiasati hal ini, mereka berusaha untuk lebih kreatif dalam mengelola cashflow perusahaan. Salah satunya adalah melebarkan lini usahanya ke segmen aesthetic atau obat kosmetik.
Marketing Director Kalbe Farma Mulia Lie menilai keterlambatan pembayaran pada program JKN disebabkan oleh dua hal yakni desain program JKN itu sendiri dan dokumentasi beberapa rumah sakit yang belum tertata.Kendati begitu, pihaknya tetap berkomitmen untuk mendukung program JKN.
“Pemerintah tidak akan bangkrut, cuma terlambat membayar. Kami pintar-pintar mengolah cash flow. Bisnis kami bukan hanya obat (generik dan resep dokter), ada obat nutrisi, dan obat OTC [over the counter/bebas],” ucap Mulia Lie.
Untuk produk kecantikan ini, Kalbe Farma meluncurkan produk obat kosmetik injeksi. Namun memang saat ini, mereka masih mengimpor produk tersebut melalui kerja sama dengan perusahaan asal Taiwan.
Mulia mengklaim respons pasar cukup bagus. Sejak peluncuran produk di awal Juli hingga saat ini telah telah terserap sekitar 500 produk. Pihaknya optimistis dapat menjual obat kosmetik injeksi tersebut sebanyak 3.000—5.000 buah hingga Juni 2020.
Produk tersebut hanya akan dipasarkan pada kota-kota besar mengingat penggunaannya yang eksklusif untuk klinik kulit maupun rumah sakit yang memiliki departemen kulit.