Emiten perusahaan rumah sakit, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) sepanjang tahun 2017 kemarin mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 13,2% menjadi Rp5,8 triliun dan laba bersih naik 8,9% menjadi Rp93,6 miliar. Kenaikan ini ditandai juga dengan jumlah pasien rawat jalan 2.207.062 orang dan 185.768 pasien rawat inap.
“Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi juga naik 8,8% dari 2016 menjadi Rp733,0 M,” kata Direktur Siloam, John Riady di Tangerang, kemarin.
Ditambahkannya, untuk pasien rawat jalan dan rawat inap, mengalami kenaikan 16,7% dan 7,7% dari tahun 2016. Pelayanan di unit gawat darurat juga naik 8,9% dari 2016, menjadi 262.708 pasien. Untuk tahun ini, perseroan enggan membeberkan target pasti pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Namun yang jelas harus lebih baik dari tahun 2017.
PT Siloam Internasional Hospital Tbk ditekankan terus berkomitmen dalam melayani masyarakat, tanpa memandang golongan. Dari 31 RS Siloam, 22-nya melayani BPJS dan ini, lanjutnya, bukti keberpihakan RS Siloam terhadap pelayanan kesehatan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai bentuk dukungan terhadap BPJS Kesehatan itu, pada tahun ini, tepatnya dua bulan yang lalu, PT Siloam melakukan topping-off terhadap dua RS Siloam. Pertama di daerah Kelapa Dua, Tangerang.
“Untuk RS Siloam Kelapa Dua, kita punya 200 tempat tidur yang akan menyediakan pelayanan 24 jam bagi pasien BPJS Kesehatan. Topping off nya kita lakukan, pada 8 Februari 2018 lalu,” ujar John.
Sedang RS Siloam yang kedua, berada di Tegal Rejo, Yogyakarta. Topping off nya dilakukan, pada 23 Maret 2018 lalu, dengan kapasitas 180 tempat tidur. RS ini kemitraan pertama Siloam dengan PBNU. “RS Siloam yang di Tegal Rejo, Yogyakarta, berada di RSU Syubbanul Wathon (RSUSW). Ini adalah kemitraan pertama Siloam dan Lippo Group dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU),” jelasnya.
Sementara Presiden Direktur Siloam, Ketut Budi Wijaya menambahkan, tahun 2017 kemarin pihaknya membangun sebanyak delapan rumah sakit. Ini merupakan yang terbanyak dibangun Silom dalam setahun. “Dengan membuka lebih banyak rumah sakit, kami memberdayakan masyarakat melalui rekruitmen dan penempatan tenaga kerja lokal. Kami berkomitmen terhadap pembangunan bangsa,” katanya.
Dijelaskan olehnya, dari 31 rumah sakit yang dikelola Siloam, yang tersebar di 23 kota, sedikitnya ada sekira dua juta pasien dan setiap tahunnya, 31 RS ini telah melakukan lebih dari 55.300 operasi paling sedikit. “Dari total 31 RS yang ada, kami punya 6.500 tempat tidur, dengan didukung oleh 2.700 dokter spesialis, dan dokter umum serta perawat lebih dari 9.800 orang dan staf pendukungnya,” ungkapnya.
Tahun depan, perseroan juga merencanakan modernisasi peralatan medis. SILO menyiapkan investasi sebesar Rp1 triliun pada tahun ini yang akan digunakan untuk peremajaan medical equipment, pengadaan medical equipment baru dan merampungkan konstruksi rumah sakit baru.